Kamis, 09 Juli 2020

Jujur saja saat kamu memutuskan untuk meninggalkanku lagi, rasanya aku sudah ingin mengutuk semoga kamu akan menyesal nantinya.

Tapi yang terjadi adalah aku mengutuk diriku sendiri.

Saat kamu sedang butuh, mungkin saja aku yang malah banyak mengeluh.

Alih-alih menghiburmu, aku malah semakin menyusahkanmu.

Semakin kesini tak ada kutukan atau rasa benci saat kamu meninggalkanku.

Saat ini aku hanya ingin melihatmu bahagia, walaupun sakit saat terus melihatmu mulai memberi jarak padaku.

Aku ingin kamu katakan kesedihanmu, tapi sudah tak mungkin lagi.

Aku akan menunggu saat dimana caption sedih tak lagi kamu retweet.

Aku ingin melihatmu dapat meraih pencapainmu suatu saat nanti, walau tak ada aku disana.

Maaf saat diriku sudah membuatmu bersedih, karena sejujurnya aku masih bertanya apa sebab aku ditinggalkan.

Doaku semoga kamu selalu dikelilingi kebahagian, semoga sedihmu cepat pulih, jangan pikirkan aku karena tanpaku kamu pasti akan lebih bahagia.

Senin, 06 Juli 2020

Rasa sedih dan kecewa yang semakin tumbuh beberapa hari ini adalah kamu sebagai alasan utamanya.

Kamu yang paling tau, bahwa aku sama sekali tak suka ditinggalkan, tapi mengapa harus kamu yang melakukan?

Katamu ini bukan salahku, katamu kita bisa menjadi sepasang teman saja, namun semakin hari kamu menjaga jarak, aku justru banyak menerka apa sebab yang membuatmu pergi?

Apa aku yang teramat egois? Apa aku kurang banyak mengerti? 

Apa aku terlalu banyak menuntutmu? Apa aku terlalu memaksamu agar tetap selalu ada untukku?

Aku semakin tak mengerti, dimulai sejak kita sudah membahas hal-hal serius untuk masa depan, kamu seperti bukan kamu lagi.

Tapi semua sudah terlanjur, tak mengapa.
Walau aku tak pernah percaya diri untuk mengatakan bahwa aku akan terbiasa tanpamu.

Alasan dari semua kekecewaanku adalah aku benci karena aku membutuhkanmu, aku benci karena hanya kamu yang memicu kebahagianku, aku benci karena kamu yang paling selalu ada, 

Aku benci karena aku menyadari bahwa aku terlalu mencintaimu.

Bentuk cinta yang kuinginkan adalah cinta yang tetap tinggal, walaupun sebagaimana banyak yang menginginkan untuk berpisah.
Bentuk cinta yang kuinginkan adalah cinta yang tumbuh, walaupun semua orang mempercayai itu akan layu.
Bentuk cinta yang kuinginkan adalah cinta yang tak berkesudahan, walaupun ada titik dimana rasa bosan terus saja mendatangi.

Cinta yang kuinginkan adalah cinta yang bersamanya aku seperti memiliki dunia yang berbeda, bahagia tak berkesudahan walaupun baru saja melalui rasa sakit, dan cinta yang saling melengkapi satu sama lain.
Mungkin belum sekarang, sebab itulah aku memilih untuk mencintai diriku terlebih dahulu.

TENTANG DATANG DAN PERGI

Setiap hal memang pasti ada akhirnya, dengan cara pengakhiran yang berbeda-beda.
Setiap hal yang datang pasti ada pembelajarannya, entah dengan cara yang baik ataupun dengan cara yang sakit.
Setiap harapan yang dibuat mungkin saja akan tercapai, namun kemungkinan untuk pupus juga besar.
Setiap kebahagian yang kita dapatkan mungkin saja terlihat mudah untuk dicapai, namun ada kalanya pengorbanan tersebut juga harus dilewati dengan rasa sakit.

Kita tak bisa menolak sebuah takdir. Siapa yang datang, siapa yang pergi, semua memiliki nilai dan arti.
Dia datang untuk pergi, dia pergi untuk orang lain yang datang.
Menangislah karena kepergiannya, itu hal yang wajar jangan ditahan dan jangan berpura-pura kamu sok kuat. 
Setelah puas dengan menangis sampai air mata tak bisa menetes lagi, tersenyumlah.
Tersenyumlah karena setelah kepergiannya kamu bisa melewati semua duka yang ditinggalkannya.
Semua luka dan kenangan akan terus membekas, jadi berusahalah untuk menerima bukan melupakan.

Rabu, 01 Juli 2020

Juni dan kamu, selamat tinggal.
Selalu bahagia, 
doaku di awal juli ini semoga apapun yang menyertaimu kamu selalu ingat untuk menjaga dirimu sendiri terlebih dahulu.

September

Tahun ini septemberku terasa berat, senang dan sedih datangnya secara bergantian. Septemberku kali ini melelahkan, tapi aku masih bertahan. ...